JAKARTA - Bertumbuh 25% setahun dalam delapan tahun terakhir, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana bakal menembus Rp 1.000 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Dengan sosialisasi dan edukasi yang lebih gencar serta pemanfaatan teknologi informasi, jumlah investor reksa dana bisa mencapai 10 juta dalam dua tahun yang akan datang. Penipuan berkedok investasi yang masih terus terjadi menunjukkan besarnya potensi yang belum tergarap dengan baik.
Jumlah investor reksa dana saat ini yang baru sekitar 500.000 dan NAB sebesar Rp 352,7 triliun atau sekitar US$ 26 miliar belum mencerminkan kemampuan riel penduduk dan ekonomi Indonesia. Malaysia dengan penduduk 30,5 juta memiliki 18,2 juta investor reksa dana dengan NAB di atas US$ 155 miliar.
Para pelaku pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonsia (BEI), pemerintah, dan institusi pendidikan perlu bahu-membahu meningkatkan sosialisasi dan edukasi pasar modal, meningkatkan literasi dan akses pasar.
Pandangan, optmisme, dan imbauan ini mengemuka dalam diskusi tentang Prospek Reksa Dana di Indonesia yang diadakan Majalah Investor di Jakarta, Kamis (16/3). Diskusi yang dipandu Pemred Majalah Investor Primus Dorimulu menampilkan lima pembicara, yakni Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, Presidium Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Edward Lubis, Ketua I Asosiasi Bank Agen Penjual Efek Reksa Dana Indonesia (ABAPERDI) Mushidahat, Wakil Ketua Asosiasi Daan Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri, dan Direktur PT Infovesta Utama Parto Kawito. (jn)